Aksi nyata topik 1 : pembelajaran untuk setting pendidikan inklusif

 #GBBUDL #gtkdikmendiksus #kemdikbudristekdikti Aksi Nyata topik 1.  Pembelajaran untuk setting pendidikan inklusif. Selamat malam rekan – rekan, Bapak/Ibu Guru Hebat, dan wali siswa semua. dalam rangka memenuhi tahapan penyelesaian Bimtek Universal Design for Learning yang diselenggarakan oleh Kemdikbudristekdikti, izinkan saya membagikan pemahaman mengenai materi Konsep Dasar Pendidikan Inklusif. Apakah Bapak/Ibu atau teman - teman pernah mendengar istilah "inklusif"?.  Inklusif, atau inclusion dalam bahasa Inggris, adalah sikap mengajak masuk atau mengikutsertakan. Inklusif juga bisa memiliki arti memahami sesuai sudut pandang orang atau kelompok lain dengan latar belakang yang berbeda-beda. Lalu apa korelasi antara inklusif dengan dunia pendidikan kita? Dewasa ini sering terdengar instilah pendidikan inklusif atau pembelajaran setting pendidikan inklusif. Apa maksudnya? Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang tidak membedakan kondisi peserta didik. Kita tentu pernah me

ASUHAN KEPERAWATAN PATAH TULANG

A. DEFINISI
Patah tulang atau fraktur adalah putusnya atau hilangnya kontinuitas dari pada struktur tulang.
Jenis patah tulang :
1. Patah tulang terbuka
Adalah patah tulang apabila tulang yang patah merembes jaringan lunak sekitarnya. Sehingga terjadi hubungan antara tulang dengan udara
2. Patah tulang tertutup
Adalah patah tulang yang tidak merembes ke jaringan sekitarnya sehingga tidak terjadi hubungan dengan udara luar.

B. PATOFISIOLOGI
Patah tulang dapat terjadi dalam keadaan normal dan patologis. Dalam keadaan normal apabila tulang yang hidup normal kemudian mendapat tekanan atau kekerasan yang cukup kuat sehingga menyebabkan terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan juga menimbulkan kerusakan yang hebat pada struktur jaringan lunak disekitarnya. Sedangkan keadaan patologis, patah tulang disebabkan oleh karena proses penyakit.

C. PENATALAKSANAAN
Beberapa penatalaksanaan patah tulang
1. Dengan pemasangan trakksi
Merupakan suatu tindakan penarikan untuk memindahkan lokasi tulang yang patah ke tempat normal kembali secara kontinyu dengan menggunakan kerekan atau beban
2. Dengan operasi untuk pemasangan fiksasi baik fiksasi terbuka atau tertutup
3. Pemasangan bidai atau gips.

D. PENGKAJIAN
1. Data subjektif
a. Lemas
b. Nyeri bila bergerak
c. Tidak dapat melakukan aktivitas
d. Ekstremitas tidak dapat untuk digerakkan
e. Riwayat trauma
2. Data objektif
a. Anemis
b. Penderita membatasi gerak
c. Nyeri
d. Oedem
e. Ada luka terbuka
f. Tanda-tanda shock
g. Adanya mal formasi
h. Adanya krepitasi
3. Data laboratorium
a. Penurunan kadar Hb, leukositosis
b. DL dan UL
4. Data lain yang menunjang
Pemeriksaan radiologi (adanya gambaran tulang yang patah)

E. DIAGNOSA, TUJUAN, KRITERIA HASIL, RENCANA TINDAKAN

Pada penderita patah tulang dapat muncul beberapa diagnosa keperawatan antara lain:
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan lunak sekunder terhadap patah tulang
 Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan rasa nyamana dapat terpenuhi dalam waktu 2x24 jam.
Kriteria hasil
a. Penderita menyatakan nyeri berkurang atau hilang
b. Penderita tidak kelihatan gelisah
c. Penderita tidak menunjukkan grimace diwajah
d. TTV dalam batas normal
Rencana tindakan
a. Pertahankan imobilisasi pada bagian yang patah dengan menggunakan traksi atau bidai
b. Atur posisi yang nyaman sesuai kebutuhan pasien
c. Jelaskan penyebab timbulnya rasa nyeri
d. Ajarkan tekhnik relaksasi dan distraksi pada pasien
e. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, pemasangan bidai, ketakutan
Tujuan:
Pasien dapat melakukan tingkat mobilitas yang optimal.
Kriteria hasil
a. Penderita dapat melakukan perawatan diri sehari-hari dalam batasan adanya ketidakmampuan fisik
b. Kebutuhan pasien terpenuhi
c. Mempertahankan aturan latihan seperti yang dianjurkan oleh dokter  atau ahli terapi
Rencana tindakan
a. Kaji ketidakmampuan penderita dan jelaskan tentang tujuan immobilisasi
b. Lebarkan keluarga dalam tindakan pemenuhan kebutuhan paien
c. Bantu penderita untuk berlatih gerak sesuai dengan kemampuannya
d. Ajarkan pada penderita cara yang aman untuk mobilisasi
e. Bantu pasien dengan analisa aktivitas sehari-hari
f. Ajarkan pasien tentang pengguna alat bantu gerak
3. Potensial gangguan perfusi jaringan berhubungn dengan penurunan sirkulasi darah
Tujuan :
Perfusi jaringan terpelihara dengan adekuat
Kriteria hasil
a. TTV dalam batas normal
b. Akral hangat  warna kulit normal ddan produksi normal
Rencana tindakan
a. Observasi TTV pasien sesuai dengan kebutuhan
b. Hindari tekanan oleh balutan yang terlalu kencang atau rapat
c. Observasi tanda-tanda gangguan perfusi jaringan, antara lain: cyanosis, akral dingin, CRT > 2 detik
d. Periksa dan latih persendian diatas dan dibawah daerah imobilisasi
e. Jaga posisi ekstremitas yang cidera sedikit lebih rendah dari jantung
f. Instruksikan pada pasien untuk sementara melapor kepada perawat atau dokter bila menemukan tanda/gejala penurunan perfusi
4. Potensial gangguan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan keterbatasan gerak
Tujuan :
Tidak terjadi gangguan integritas kulit
Kriteria hasil
a. Tidak ditemukannya tanda-tanda kerusakan jaringan
b. Kulit bersih dan terawat
c. Pasien atau keluarga mengetahui tanda-tanda tterjadinya gangguan integritas kulit
Rencana tindakan
a. Periksa seluruh permukaan kulit terutama pada daerah yang tertekan
b. Kaji keadaan luka jika ada
c. Lakukan pemijatan disekitar luka pada saat megobati luka dan jaga kebersihan daerah sekitar luka
d. Berikan alas kering pada daerah yang tertekan
e. Berikan bedak atau talk pada daerah yang tertekan
f. Lakukan mobilisasi sesuai dengan kemampuan dan kondisi pasien
5. Potensial terjadinya kaku sendi berhubungan dengan penderita immobilisasi\
Tujuan
Tidak terjadi kekakuan sendi
Kriteria hasil
a. Mempertahan ROM penuh pada persendian yang terkena cidera
b. Mengistirahatkan dan memberikan sokongan pada persendian yang terkena cidera
Rencana tindakan
a. Berikan penjelasan pada penderita dan keluarga tentang penyebab kaku sendi
b. Kaji dan catat keterbatasan gerak dari sendi
c. Bimbing pasien melakukan latihan ROM pasif sebelum melakukan ROM aktif pada semua persendian tetapi tidak pada persendian yang terkena secara akut untuk menjamin keamanan dan efisien
d. Berikan istirahat dan sokongan terhadap persendian yang terkena secara akut
e. Ajarkan cara melakukan latihan luas gerak sendi
f. Bebat lengan dan pergelangan yang berat
g. Kolaborasi dengan tim fisioterapi
6. Potensial infeksi berhubungan dengan invasi kuman pada luka
Tujuan
Tidak terjadi infeksi pada luka
Kriteria hasil
a. Pemeriksaan kultur menunjukkan hasil yang negatif
b. Leukosit dalam batas normal
c. Pasien atau keluarga mengenal tanda-tanda infeksi, tidak terjadi peningkatan suhu tubuh
d. TTV dalam batas normal
Rencana tindakan
a. Berikan penjelasan pada penderita tentang tanda dan gejala terjadinya infeksi
b. Observasi dan catat daerah sekitar luka
c. Rawat luka secara teratur dengan tekhnik aseptik antiseptik dan usahakan luka tetap bersih dan kering
d. Anjurkan pada pasien untuk menjaga kebersihan badan dan oral hygiene dengan baik
e. Cegah pemaparan pasien dengan pengunjung atau orang yang terkena infeksi
f. Cuci tangan sebelum kontak dengan pasien
g. Kolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium (kultur dan darah)
h. Observasi TTV khususnya suhu tubuh setiap 4 jam
i. Kolaborasi dengan dokter, untuk pemberian antibiotika.
7. Potensiial gangguan eliminasi alvi berhubungan dengan imobilisasi, nyeri, ketakutan
Tujuan
Tidak terjadi gangguan eliminasi alvi (konstipasi, sembelit)
Kriteria hasil
Penderita dapat buang air besar satu kali sehari tanpa mengalami kesulitan
Rencana tindakan
a. Kaji kebiasaan buang air pasien
b. Periksa auskultasi peristaltik usus
c. Bantu pasien untuk melakukan mobilisasi/ambulasi
d. Berikan cairan yang adekuat kepada pasien sesuai kebutuhan
e. Berikan diet TKTP tinggi serat dan hondari makanan yang banyak mengandung gas
f. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat laksative bila diperlukan

F. PELAKSANAAN
Pelaksanaan tindakan perawatan merupakan implementasi dan rencana tindakan yang telah ditentukan, dengan maksud agar kebutuhan terpenuhi secara optimal. Tindakan keperawatan dapat dilaksanakan sebagian oleh penderita itu sendiri, oleh perawat secara mandiri atau mungkin dapat dilaksanakan dengan bekerja sama antara tim kesehatan misalnya ahli gizi dan fisioterapi

G. EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses perawatan untuk mengetahui hasil dari rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan SOAP.
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh kasus asuhan keperawatan dengan pasien gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit

KATETERISASI

PRE TEST ANATOMI SISTEM KAKRDIOVASKULER kelas X Asisten Keperawatan