Aksi nyata topik 1 : pembelajaran untuk setting pendidikan inklusif

 #GBBUDL #gtkdikmendiksus #kemdikbudristekdikti Aksi Nyata topik 1.  Pembelajaran untuk setting pendidikan inklusif. Selamat malam rekan – rekan, Bapak/Ibu Guru Hebat, dan wali siswa semua. dalam rangka memenuhi tahapan penyelesaian Bimtek Universal Design for Learning yang diselenggarakan oleh Kemdikbudristekdikti, izinkan saya membagikan pemahaman mengenai materi Konsep Dasar Pendidikan Inklusif. Apakah Bapak/Ibu atau teman - teman pernah mendengar istilah "inklusif"?.  Inklusif, atau inclusion dalam bahasa Inggris, adalah sikap mengajak masuk atau mengikutsertakan. Inklusif juga bisa memiliki arti memahami sesuai sudut pandang orang atau kelompok lain dengan latar belakang yang berbeda-beda. Lalu apa korelasi antara inklusif dengan dunia pendidikan kita? Dewasa ini sering terdengar instilah pendidikan inklusif atau pembelajaran setting pendidikan inklusif. Apa maksudnya? Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang tidak membedakan kondisi peserta didik. Kita tentu pernah me

SATUAN ACARA KEGIATAN (SAK) INFARK MIOKARD AKUT

A. DEFINISI
Penyakit jantung yang disebabkan karena adanya penyumbatan dari pembuluh coronaria kiri dan kanan atau salah satu cabangnya menjadi mati dan mengalami fibrosis.
B. PATOFISIOLOGI
Penyebab paling banyak dari infark miokard adalah sumbatan total atau sub total pada pembuluh darah dan cabang- cabangnya dengan aterosklerotik berat dan thrombus yang pada awalnya akan menyebabkan iskemik otot jantung. Oleh karena berkurangnya aliran darah dan oksigen pada otot jantung terkait, maka akan mengakibatkan gerakan pada dinding segmen yang mengalami iskemik menjadi abnormal dan bagian tersebut akan menonjol keluar setiap kali ventrikel berkontraksi.
Iskemi yang lamanya lebih dari 30-45 menit menyebabkan kerusakan pada sel yang irreversible dan kematian otot jantung ( nekrosis). Lamanya infark tergantung pada kemampuan jaringan di sekitarnya memberikan sirkulasi kolateral ( sirkulasi tambahan). Gambaran klinik infark miokard ditentukan oleh tempat dan lamanya proses penyakit. Penyumbatan pada’ left arteri descending’ ( LAD) menyebabkan infark ventrikel kiri bagian anterior. Penyumbatan pada ‘circumflex Branch’ dari arteri koronaria kiri menyebabkan infark terjadi karena sumbatan arteri koronaria kanan.
C. ETIOLOGI
1. Tertutupnya salah satu cabang arteri koroner
2. Sklerosis pembuluh darah koroner
D. GEJALA KLINIK
Keluhan nyeri substernal dapat juga prekardial/ epigastrium sifatnya seperti tertekan benda berat ditusuk- tusuk, diiris-iris, rasa panas yang sukar diuraikan, yang menjalar kekiri, keleher sampai tercekik.
Penderita dapat meninggal secara mendadak/ tidak, pada pemeriksaan Nampak penderita yang sedang kesakitan, keringatdingin hipetensi, nadi permulaan lambat, kemudian agak cepat, sering ditemukan aritmia. Pada auskultasi bunyi jantung terdengar jauh dan lemah, sering terdengar gallop protodialistik atau gallop presistolik.
E. PENATALAKSANAAN
a. Tirah baring
b. Diet harus mudah dicerna dan tidak menimbulkan obstipasi
c. Tindakan medis
Pemberian oksigen
Obat- obatan
Trombolitik misalnya: streptokinase
Nitrogliserin/ isosorbit dinitrat
Betabioker misalmya tenormin
1 a. Data Subyektif:
Riwayat penyakit:
1. Diabetes mellitus
2. Hipertensi
3. Pembuluh darah koroner
4. Penyakit saluran nafas
Nyeri dada retrostrernal atau tertekan yang menjalani ke bahu, leher, rahang bahkan punggung epigastium sampai lengan
Lemah
Takut akan kematian
Cemas tentang pekerjaan
Merasa tegang
b. Data Obyektif :
Hipotensi
Denyut nadi tidak teratur
Takikardi
Bradikardi
Sesak nafas waktu istirahat/ aktifitas
Sianosis
Ekspresi menyeringai
Nafsu makan menurun
Muntah
Oedema
E. DIAGNOSA, TUJUAN, KRITERIA HASIL DAN RENCANA TINDAKAN
1. Nyeri dada sehubungan dengan iskemi atau nekrosis otot jantung
Tujuan :
Nyeri berangsur-angsur berkurang/ hilang
Kriteria hasil:
Ekspresi muka tidak menyeringai, tidak pucat, tidak nyeri
Rencana tindakan:
a. Anjurkan pasien untuk istirahat baring 24-30 jam pertama
b. Beri posisi kepela lebih tinggi dari kaki sampai pasien merasa nyaman.
c. Anjurkan pasien untuk melakukan relaksasi dengan menarik nafas dalam tahan sebentar kemudian hembuskan perlahan- lahan
d. Ciptakan lingkungan yang tenang
e. Observasi tanda- tanda vital
f. Observasi nyeri, lokasi, lama dan penyebabnya
g. Berdiet lunak
h. Kolaborasi dengan dokter tentang pengobatan
2. Keterbatasan melakukan aktifitas sehari- hari sehubungan dengan kelemahan fisik karena menurunnya  curah jantung
Tujuan :
Pasien mamapu melakukan aktifitas sehari- hari secara bertahap
Kriteria hasil:
Pasien beraktifitas tanpa sesak nafas
Rencana tindakan:
a. Bantu kebutuhan pasien sesuai kebutuhan
b. Observasi tanda- tanda vital: suhu, nadi tensi, pernafasan
c. Latih pasien untuk mobilisasi secara bertahap
d. Catat perkembangan- perkembangan yang dicapai oleh pasien
e. Anjurkan pasien segera menghentikan aktifitas bila ada nyeri
f. Anjurkan pasien untuk latihan merawat diri secara bertahap
3. Kurangnya pengetahuan pasien sehubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit
Tujuan:
Pasien tahu tentang proses penyakitnya
Kriteria hasil:
Pasien dapat beraktifitas sesuai dengan kemampuan
Pasien dapat menghindari factor-faktor resiko
Pasien rutin kontrol kedokter
Rencana tindakan:
a. Kaji tingkat pengetahuan pasian tentang penyakitnya
b. Beli penjelasan pada pasien dan keluarganya tentang proses penyakitnya
c. Motivasi pada keluarga untuk memberi dukungan moril kepada pasien
d. Jelaskan tujuan dan resiko- resiko bila tidak melakukan pembatasan aktifitas
e. Kolaborasi dengan dokter dalam menjelaskan proses penyakitnya
4. Potensial tidak efektifnya mekanisme penyesuaian individu dan keluarga sehubungan dengan perubahan pola hidup paksa infark miokard
Tujuan :
Pasien dan keluarga dapat menjalani program perawatan dan pengobatan dirumah.
Kriteria hasil:
Pasien dan keluarga paham dan dapat melaksanakan program perwatan secara mandiri di rumah
Rencana tindakan:
a. Jalaskan pada keluarga dan pasien pentingnya kelanjutan program perawatan/ pengobatan di rumah
b. Beri pendekatan pada keluarga untuk member dukungan
c. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaannya
F. PENATALAKSANAAN
Merupakan realisasi dari rencana tindakan keperawatan menjadi suatu kegiatan asuhan keperawatan menjadi suatu asuhan keperawatan serta didokumentasikan.
G. EVALUASI
Menilai dan membandingkan status  kesehatan pasien ( reaksi dan perubahan tingkah laku) dengan bertolak kur pada tujuan yang sudah ditetapkan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh kasus asuhan keperawatan dengan pasien gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit

KATETERISASI

PRE TEST ANATOMI SISTEM KAKRDIOVASKULER kelas X Asisten Keperawatan