Aksi nyata topik 1 : pembelajaran untuk setting pendidikan inklusif

 #GBBUDL #gtkdikmendiksus #kemdikbudristekdikti Aksi Nyata topik 1.  Pembelajaran untuk setting pendidikan inklusif. Selamat malam rekan – rekan, Bapak/Ibu Guru Hebat, dan wali siswa semua. dalam rangka memenuhi tahapan penyelesaian Bimtek Universal Design for Learning yang diselenggarakan oleh Kemdikbudristekdikti, izinkan saya membagikan pemahaman mengenai materi Konsep Dasar Pendidikan Inklusif. Apakah Bapak/Ibu atau teman - teman pernah mendengar istilah "inklusif"?.  Inklusif, atau inclusion dalam bahasa Inggris, adalah sikap mengajak masuk atau mengikutsertakan. Inklusif juga bisa memiliki arti memahami sesuai sudut pandang orang atau kelompok lain dengan latar belakang yang berbeda-beda. Lalu apa korelasi antara inklusif dengan dunia pendidikan kita? Dewasa ini sering terdengar instilah pendidikan inklusif atau pembelajaran setting pendidikan inklusif. Apa maksudnya? Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang tidak membedakan kondisi peserta didik. Kita tentu pernah me

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN THYPOID ABDOMINALIS


Definisi
Suatu penyakit infeksi akut yang menyerang pada perut yaitu pada usus halus

Patofisiologi
Infeksi peroral dan didalam usus halus pasien, kuman ini dalam peyer’s plaque yang kemudian mengikuti aliran limfe ke kelenjar mensenterial berkembang biak mengikuti aliran limfe melalui duktus thoracicus sampai ke dalam aliran darah.
Kuman Salmonella biasana bersarang pada hepar, lien, kandung empedu, ginjal, sumsum tulang.
A.    Etiologi
1.    Salmonella typhii
2.    Salmonella paratyphii
B.     Cara penularan
Melalui air dan makanan yang terkontaminasi kuman Salmonella.
C.     Gejala klinik
Minggu I
1.    Gejala prodermal menyerupai infeksi akut pada umumnya seperti malaise mialgia, nyeri kepala, anoreksia nausea, vomitting, seba, batuk, febris.
2.    Awalnya terjadi diare lalu obstipasi
3.    Rose spot:
a.    Timbul pada akhir minggu 1 pada punggung dan ekstremitas
b.    Bintik merah karena emboli kuman dalam kapiler kulit
Minggu II
1.    Gejala lebih jelas, febris tinggi turun menerus, tidak hilang dengan antipiretika, tidak menggigil dan tidak berkeringat
2.    Bradikardi
3.    Lidah, bagian tengah berserabut putih, tepi dari ujung merah, tremor
4.    Hepatosplenomegali, meteorismus
Minggu III
Temperatur berangsur turun dan kembali normal pada minggu ke III

Penatalaksanaan
A.    Medikamentosa
1.    Kloramphenikol : hari ke I sampai hari ke III 4 x 250 mg
2.    Ampisilin dosis 60-150 mg/Kg BB/hari
3.    Kotikosteroid : untuk penderita toksik
4.    Vitamin B komplek dan vitamin C
B.     Penataan Diet
1.    Isolasi dan desinfeksi pakaian
2.    Bed rest
3.    Diet tinggi kalori tinggi protein

Pengkajian
A.    Data subyektif
1.         Demam sejak bebrapa hari
2.         Demam turun pagi hari, meningkat sore/malam hari
3.         Badan terasa lemas
4.         Mual-mual
5.         Nafsu makan menurun
6.         Muntah-muntah
7.         Pusing
8.         Perut terasa kembung, sebah
9.         Susah buang air besar, kadang-kadang diare
10.     Nyeri kepala
B.     Data obyektif
1.         Peningkatan suhu tubuh
2.         Muka kemerahan
3.         Bibir kering, pecah-pecah, kadang-kadang mengelupas dan berdarah.
4.         Lidah kotor dan selaput putih ditengah dan ditepi kadang-kadang lidah tremor
5.         Bau mulut tidak sedap
6.         Berkeringat, relatif bradikardi
7.         Muntah-muntah
8.         Jumlah konsumsi makanan menurun
9.         Perut kembung, bising usus meningkat, terdengar suara timpani
10.     Gangguan kesadaran
11.     Hepatomegali, splenomegali
12.     Atrofi otot-otot ekstremitas
13.     Terjadi penurunan berat badan dan pasien tampak kurus
14.     Terjadi kerontokan rambut
Diagnosa, Tujuan, Kriteria Hasil
A.      Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan proses (suhu tubuh yang meningkat)
Tujuan :
± 3 jam panas turun
Kriteria hasil ;
1.    Suhu tubuh normal (360C-370C)
2.    Penderita tidk gelisah
3.    Pederita tidak kehausan
Rencana tindakan :
1.    Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
2.    Beri kompres dingin di kepala, axila,dahi
3.    Beri pasien minum banyak
4.    Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi
5.    Beri baju tipis
6.    Laksanakan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipiretik.
B.       Gagguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan radang usus yang ditandai mual, muntah, anoreksia
Tujuan :
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dalam waktu ± 2 hari
Kriteria hasil:
1.    Mual berurang, tidak muntah, nafsu maan meningkat, porsi makan yang diberikan dihabiskan
Rencana tindakan:
1.    Berikan makanan sedikit tapi sering
2.    Berikan makanan lunak
3.    Observasi makanan yang dihabiskan
4.    Ciptakan ruangan yang bersih dan tenang
5.    Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian roborantis
C.       Potensial terjadinya dehidrasi sehubungan dengan diare
Tujuan:
Pasien terpenuhi kebutuhan cairan setelah ± 2 hari setelah dilakukan tindakan
Kriteria hasil :
Konsistesi BAB normal
Rencana tindakan :
1.    Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
2.    Berikan minum banyak
3.    Observasi tanda-tanda vital
4.    Observasi tanda-tanda dehidrasi
5.    Observasi karakteristik diare
6.    Laksanakan kolaborasi dengan dokter dalam pengibatan

Pelaksanaan
Adalah pengelolaan dan perwujudan dari tindakan perawatan yang telah direncanakan

Evaluasi

Pada evaluasi dititik beratkan pada tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini perawat harus menilai hasil yang didapatan dibandingkan dengan rencana tujuan yang diharapkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh kasus asuhan keperawatan dengan pasien gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit

PRE TEST ANATOMI SISTEM KAKRDIOVASKULER kelas X Asisten Keperawatan

Model konseptual keperawatan sister calista roy