Postingan

Aksi nyata topik 1 : pembelajaran untuk setting pendidikan inklusif

 #GBBUDL #gtkdikmendiksus #kemdikbudristekdikti Aksi Nyata topik 1.  Pembelajaran untuk setting pendidikan inklusif. Selamat malam rekan – rekan, Bapak/Ibu Guru Hebat, dan wali siswa semua. dalam rangka memenuhi tahapan penyelesaian Bimtek Universal Design for Learning yang diselenggarakan oleh Kemdikbudristekdikti, izinkan saya membagikan pemahaman mengenai materi Konsep Dasar Pendidikan Inklusif. Apakah Bapak/Ibu atau teman - teman pernah mendengar istilah "inklusif"?.  Inklusif, atau inclusion dalam bahasa Inggris, adalah sikap mengajak masuk atau mengikutsertakan. Inklusif juga bisa memiliki arti memahami sesuai sudut pandang orang atau kelompok lain dengan latar belakang yang berbeda-beda. Lalu apa korelasi antara inklusif dengan dunia pendidikan kita? Dewasa ini sering terdengar instilah pendidikan inklusif atau pembelajaran setting pendidikan inklusif. Apa maksudnya? Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang tidak membedakan kondisi peserta didik. Kita tentu pernah me

Model konseptual keperawatan sister calista roy

MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN  SISTER CALISTA ROY DISUSUN OLEH : Qurotul A'yun,S.Kep.,Ns PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S U R A B A Y A 2 0 14 B A B  I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan jaman, manusia senantiasa berusaha untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara dominan. Hal ini terbukti dengan pesatnya kemajuan IPTEK di bidang kesehatan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi oleh penduduk dunia. Dan seiring itu  system pelayanan keperawatan di berbagai negara maju dan negara berkembang juga mengalami kemajuan/perubahan. Isitilah proses keperawatan dan kerangka kerjanya relatif baru. Pada tahun 1955 Hall memulai istilah proses keperawatan dan sejak itulah para ilmuwan keperawatan menguraikan proses keperawatan  secara ilmiah dengan berbagai pendapat. Weiden Bach pada tahun 1963 menguraikan asuhan keperawatan menjadi 3 tahap yang meliputi observasi, bantuan untuk pertolongan dan validasi. Lat

Diagnosa Keperawatan menurut NANDA di Publikasikan Januari 1995.

AKTIVITAS / ISTI RAHAT • Intoleransi Aktivitas • Resiko untuk gangguan aktivitas • Resiko terjadi sindroma disuse ( atropi ) • Penurunan aktivitas dari normal • Kelelahan ( fatigue ) • Gangguan pola tidur. CIRKULASI • Penurunan  curah jantung. • Gangguan perfusi jaringan  Otak.  Kardio-pulmoner.  ginjal.  Gastrointestinal.  Periferal. INTEGRITAS EGO • Kegagalan penyesuaian diri. • Kecemasan • Gangguan konsep diri.  Gangguan citra diri / gambaran diri.  Gangguan identitas pribadi.  Gangguan penampilan peran.  Harga diri rendah / ideal diri. • Pertahanan diri yang tidak efektif. • Konflik dalam mengambil keputusan. • Pengingkaran yang tidak efektif. • Kekawatiran. • Berduka.  Berduka yang diantisipasi.  Berduka disfungsional. • Ketidak berdayaan. • Respon post trauma. • Keletihan. • Distress spiritual. ELIMINASI • Bab yang tidak tertahan. • Konstipasi. • Diare. • Perubahan pola eliminasi urinari. 

HUKUM DAN ETIKA DALAM PELAYANAN GERIATRI

Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia, Lansia adalah orang yang telah berusia 60 tahun ke atas.[1] Sebagai wujud dari penghargaan terhadap orang lanjut usia, pemerintah membentuk Komnas Lansia (Komisi Nasional Perlindungan Penduduk Lanjut Usia), dan merancang Rencana Aksi Nasional Lanjut Usia di bawah koordinasi kantor Menko Kesra. Komnas Lansia dibentuk berdasarkan Keppres Nomor 52 tahun 2004 dan bertugas sebagai koordinator usaha peningkatan kesejahteraan sosial orang lanjut usia di Indonesia.[2] Pemerintah daerah memperingati Hari Lansia dengan kegiatan yang melibatkan orang lanjut usia, seperti acara senam bersama, berbagai perlombaan, dan penyerahan paket bantuan bagi orang lanjut usia. Selain itu, Hari Lansia juga diperingati dengan mengadakan seminar dan diskusi bertemakan orang lanjut usia. HUKUM DAN ETIKA DALAM PELAYANAN GERIATRI PENDAHULUAN Dalam bidang geriatri, masalah etika (termasuk hukum) sangat penting artinya, bahkan diantara ber

KATETERISASI

Definisi : Kateterisasi uretra adalah memasukkan kateter ke dalam buli-buli melalui uretra dengan berbagai indikasi. Tujuan : Tujuan diagnosis pemasangan kateter sebagai berikut. 1. Kateterisasi pada wanita dewasa untuk memperoleh contoh urine guna pemeriksaan kultur urine. Tindakan ini diharapkan dapat mengurangi resiko terjadinya kontamonasi sample urine oleh bakteri komensal yang terdapat di sekitar kulit vulva atau vagina. 2. Mengukur residu (sisa) urine yang dikerjakan sesaat setelah pasien miksi. 3. Memasukkan bahan kontras untuk pemeriksaan radiology antara lain : sistografi atau pemeriksaan adanya refluks vesiko-ureter melalui pemeriksaan voiding cysto-urethrography (VCUG). 4. Pemeriksaan urodinamik untuk menentukan tekanan intra vesika. 5. Untuk menilai produksi urine pada saat dan setelah operasi besar. Tujuan Terapi pemasangan kateter sebagai berikut. 1. Mengeluarkan urine dari buli-buli pada keadaan obstruksi infravesikal baik yang disebabkan oleh hyperplasi

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN BATU GINJAL

A. DEFINISI Batu Ginjal adalah batu di kalik atau pyelum ginjal. Batu  perkemihan ( urolithiosis dapat timbul pada berbagai tingkat dari sistem perkemihan yaitu ginjal, ureter, kandung kemih. Tapi yang sering ditemukan di dalam ginjal atau reprolithiesis. B. ETIOLOGI a. Infeksi saluran kemih terutama oleh bakteri pemecah urea (urea spilitter bacteria ) seperti klebsiella, ecericia colli, proteus pseudomonas b. Hyperparatiroidesima yaitu terlalu banyak calsium dalam urine. c. Imobilisasi / tirah baring yang lama. d. Penyakit metabolik bawaan  misalnya : GOUT yaitu peningkatan  kadar asam  urat dalam darah. e. Makanan yang mengandung oksalat seperti keju, bayam, kangkung, kopi, teh, nanas, coklat. f. Intoksikasi vitamin D g. Cystine : sycteneurin dampak dari gangguan genetika dari metabolisme asam amino. C. PATOFISIOLOGI Batu dalam perkemihan berasal dari obstruksi saluran  kemih urolithiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matrix seperti : pus, darah dan